Rabu, 07 Juni 2017

Sektor Usaha Industri Pengolahan (Manufakur) dan Pelangaran Etika di Indonesia

SEKTOR USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN (MANUFAKTUR) DAN PELANGGARAN ETIKA DI INDONESIA





Disusun Oleh Kelompok 7 :
Arjun Rizky Mahendra - 11214660
Ergi Putra Motiva - 13214591
Maryafitrianigrum Cahya - 16214440
Mutiara Hartasya - 17214683
Kelas 3EA04

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017




         BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Industri Pengolahan
Industri pengolahan adalah cabang manufaktur yang berhubungan dengan rumus dan resep pembuatan dan dapat dibandingkan dengan manufaktur diskrit, yang berkaitan dengan satuan diskrit, tagihan bahan dan perakitan komponen. Industri pengolahan adalah hal umum di dalam industri makanan, minuman, kimiafarmasi, barang konsumen kemasan, dan bioteknologi. Dalam industri pengolahan, faktor-faktor yang utama adalah bahan-bahan, bukan bagian formula, bukan tagihan bahan dan bahan massal daripada bahan individu. Meskipun selalu ada silang antara dua cabang industri, isi utama dari produk jadi dan mayoritas intensitas sumber daya dari proses produksi umumnya memungkinkan sistem manufaktur harus diklasifikasikan sebagai satu atau yang lain. Misalnya, sebotol jus adalah barang diskrit, tapi jus itu sendiri merupakan hasil dari produksi pengolahan. Plastik yang digunakan dalam proses injeksi merupaka bagian dari produksi pengolahan, namun komponen itu sendiri pada umumnya dibentuk menjadi diskrit, dan merupakan target pada perakitan lanjutan.
Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu : 1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih), 2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang), 3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang), 4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang). Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu. 
1.2       Industri Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya: 
1.      Pakaian dan Tekstil
Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk membuat kain, serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini mencakup penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga mencakup semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan seprai. Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi, bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.
2.      Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi pembuatan sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik. Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat plastik tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3.      Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang yang berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan semua menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan logam atau manufaktur kimia.
4.      Makanan
angan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana dari semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur menunjukkan bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih meniru sebuah pabrik untuk produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad yang lalu. Sektor ini mencakup semua bentuk produksi pangan, dari peternakan ke meja makan, termasuk hal-hal seperti pengalengan dan memurnikan.
5.      Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
6.      Kayu, Kulit dan Kertas
produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami. Kayu mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji dan laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara penciptaan pakaian kulit berada di bawah tekstil). Proses kertas dilambangkan oleh pembersihan dari pulp kayu mentah menjadi produk kertas dari berbagai jenis.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing), 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten manufacturing).Strategi respons terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-Order, Make-to-Stock.
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia tidak selalu meningkat. Bahkan seringkali mengalami nasib yang buruk atau penurunan dibandingkan negara lainnya. Namun, industri manufaktur di Indonesia diprediksikan akan membaik dan mengalami perkembangan yang signifikan karena para investor masih mempercayakan potensi dan iklim investasi di Indonesia. Itulah sebabnya negara Kita masih menjadi salah satu tujuan utama bagi para investor asing dalam mengembangkan usahanya. Hal ini diharapkan dapat membawa nilai positif terhadap perkembangan industri manufaktur yang terus berkembang di Indonesia. Terlepas dari itu semua, berikut ini beberapa macam industri manufaktur yang perlu Anda ketahui berdasarkan jumlah tenaga kerja, jenis kegiatan produksi dan tingkat produksi yang ada di Indonesia, antara lain:
1.      Berdasarkan jumlah tenaga kerja.
Golongan industri manufaktur berdasarkan jumlah tenaga kerja dibedakan menjadi 3 kategori, antara lain:
  • Industri kecil atau industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang atau maksimal 10 orang.
  • Industri menengah dalam bentuk CV atau PT yang jumlah tenaga kerjanya sekitar 10 hingga 50 orang.
  • Industri besar yang umumnya bekerja dalam skala besar dengan lebih dari 100 orang pekerja. Modal dan output industri ini tentu besar pula.
2.      Berdasarkan jenis kegiatannya.
Industri manufaktur yang ada di Indonesia dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan kegiatannya, antara lain:
  • Aneka industri, yaitu jenis kegiatan produksi yang dilakukan untuk menghasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan masyarakat.
  • Industri logam dasar, yaitu jenis kegiatan industri pengolahan bahan baku logam menjadi barang lainnya.
  • Industri kimia dasar, yaitu jenis kegiatan industri yang mengolah bahan kimia mentah menjadi bahan baku.
  • Industri kecil, yaitu jenis kegiatan industri dengan teknologi sederhana yang hasil produksinya terbatas.
3.      Berdasarkan tingkat produksinya.
Macam-macam industri manufaktur yang dibedakan berdasarkan tingkat produksinya terdiri dari 4 bagian, yaitu:
  • Industri berat, merupakan aktivitas industri menggunakan alat berat untuk memproduksi barang jadi.
  • Industri ringan, merupakan aktivitas industri menggunakan mesin ringan untuk memproduksi barang.
  • Industri dasar, merupakan aktivitas industri dengan mesin produksi bahan baku atau bahan pendukung lainnya.
  • Industri rumah tangga, merupakan aktivitas industri yang menghasilkan kerajinan rumah tangga.
Agar semua golongan industri manufaktur selalu berkembang, Indonesia bukan hanya memerlukan modal dari investor asing saja. Namun Badan Koordinasi Penanaman Modal juga selalu berupaya untuk meningkatkan daya tarik terhadap investor dalam negeri agar ikut berpartisipasi untuk mengembangkan sektor industri manufaktur di Indonesia. Hal ini bertujuan agar kondisi perekonomian di tanah air semakin membaik untuk menuju kehidupan yang sejahtera guna memperbaiki kesenjangan sosial. Upaya promosi dan penciptaan iklim investasi yang kondusif oleh BKPM juga ditujukan untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pelanggaran Etika di Indonesia
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan, adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata “moralitas” dari kata lain “moralis” dan merupakan kata abstrak dari “moral” yang menunjuk kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. Sedangkan definisi dari etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. 
Etika bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan semua pihak yang terkait untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan mencapai tujuan atau mendapatkan laba, sehingga kita harus menguasai sudut pandang ekonomi, hukum dan etika maupun moral agar bisa mencapai target yang diinginkan. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek baik atau buruk yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang masih belom pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti sekarang.
Perilaku tidak etis atau pelanggaran etika dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan yang melanggar etika bisnis.
Pelanggaran etika bukan hanya mengenai transaksi dalam berbisnis saja tetapi juga menyangkut etika perusahaan dalam tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Bagaimana suatu perusahaan diharuskan mengolah hasil limbahnya agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Di Indonesia masih banyak perusahaan-perusahaan yang melanggar etika tersebut. Salah satunya ialah Industri pengolahan atau manufaktur yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
2.1       Pencemaran Lingkungan Akibat Industri Pengolahan / Manufaktur
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki peran penting dalam memberikan dampak positif terhadap perekonomian seperti memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, meningkatkan devisa negara dari ekspor, dan sebagai penyumbang yang cukup besar terhadap pendapatan nasional. Di sisi lain pertumbuhan sektor industri juga membawa efek negatif terhadap lingkungan yaitu semakin meningkatnya jumlah limbah industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Kegiatan sektor industri bisa dipastikan menimbulkan dampak eksternalitas. Eksternalitas yaitu keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar (Mangkoesoebroto, 1993). Eksternalitas dapat bersifat positif maupun negatif. Eksternalitas positif dari sektor industri adalah pemanfaatan kembali sisa buangan atau limbah oleh pihak lain misal limbah padat yang dihasilkan oleh industri tekstil berupa lumpur (sludge) dapat dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik, bahan campuran pembuatan conblok, dan batako. Contoh yang termasuk eksternalitas negatif adalah limbah industri yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Industri menghasilkan beragam limbah, seperti: limbah cair, padat, gas, dan lain-lain. Limbah-limbah ini biasanya langsung dibuang ke lingkungan, tanpa melalui proses pengolahan dan penanganan. Salah satu pencemaran lingkungan yang belakangan ini mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan yaitu:
1.      Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Di daerah industri dan pabrikasi, pasti akan banyak melihat cerobong asap yang didirikan menjulang tinggi ke arah ke langit. Cerobong-cerobong tersebut mengeluarkan banyak kepulan asap. Asap yang keluar ini merupakan salah satu penyebab pencemaran udara. Asap ini merupakan kumpulan banyak gas karbon monoksida, senyawa organik, dan senyawa kimia yang merusak kualitas lingkungan udara baik di sekitar tempat itu, maupun di kawasan global.
2.      Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.  Ada beberapa penyebab dari pencemaran air diantaranya:
  • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  • Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan olehpembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai
Industri umumnya langsung membuang limbah cair ke badan air, seperti: laut, sungai, atau danau. Limbah cair industri merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air. Setiap industri yang menghasilkan limbah cair wajib melakukan pengolahan air limbah agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah sehingga dapat langsung dibuang tanpa mencemari lingkungan. Limbah yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan penurunan ketaatan sektor manufaktur dalam pengelolaan lingkungan dalam aktivitas industrinya dipengaruhi oleh aspek terkait pengendalian pencemaran air. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan M.R. Karliansyah mengatakan penyebab dominan ketidaktaatan industri manufaktur berkaitan aspek mencemaran air atau sebesar 34%, diikuti oleh aspek pengelolaan limbah (30%), dan aspek pengendalian pencemaran udara (18%).
Indonesia memiliki sumber air sebanyak hampir 6% sumber air dunia, atau sekitar 21% sumber air di wilayah Asia Pasifik. Namun, ketersediaan air bersih justru semakin berkurang karena degradasi lingkungan dan pencemaran. Laju degradasi sumber-sumber air diperkirakan mencapai 15-35% per tahunnya.
Sungai Citarum di Jawa Barat, Indonesia adalah salah satu dari sungai yang paling tercemar di negara ini. Sungai Citarum memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya tetapi juga bagi mereka yang tinggal ribuan km jauhnya disana. Citarum merupakan sumber pasokan air minum bagi Provinsi padat penduduk Jawa Barat dan Ibukota Jakarta. Daerah aliran sungai Citarum didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya.
Hampir 65% industri manufaktur Indonesia terkonsentrasi di Jawa Barat, provinsi dimana Sungai Citarum terbentang. Faktor-faktor yang menjadi pendukung hal tersebut diantaranya adalah ketersediaan infrastruktur, tanah, sumber daya air dan juga lokasinya yang dekat dengan Ibukota Jakarta. Beragam industri hadir disana, diantaranya elektronik, farmasi, kulit, pengolahan makanan, dan terutama tekstil dimana Jawa Barat juga menjadi pusat industri manufaktur tekstil modern dan industri garmen. Daerah aliran sungai Citarum, yang mendukung terciptanya 20% total produksi industri Indonesia, merupakan sumber dari 60% produksi tekstil nasional.
Status kualitas Sungai Citarum saat ini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, karena badan air sungai kini mengandung berbagai jenis kontaminan yang berasal dari berbagai sumber. Kebanyakan sektor industri, pemukiman, dan daerah komersial yang ada di daerah aliran sungai Citarum membuang limbahnya ke sungai tanpa melakukan pengolahan yang memadai. Limbah cair industri memberikan kontribusi yang besar terhadap kondisi Sungai Citarum. Beragam industri dengan jumlah yang banyak beroperasi di sepanjang aliran sungai Citarum. Tahun 2007, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh BPLHD Provinsi Jawa Barat, terdapat 359 perusahaan yang terbagi kedalam 11 sektor industri yang berbeda berlokasi di empat wilayah administrasi sepanjang aliran Sungai Citarum hulu. Diantara sektorsektor industri tersebut, industri tekstil adalah salah satu sektor yang perlu diperhatikan karena jumlahnya yang paling dominan. Sektor industri lainnya seperti elektroplating, farmasi, logam, makanan/minuman juga perlu diperhatikan.
Setiap sektor industri berkontribusi pada jenis limbah yang berbeda bergantung pada proses produksi yang diadopsi oleh industri tersebut. Limbah padat dan/atau cair bisa dihasilkan. Secara umum limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah organik atau anorganik, berbahaya atau tidak berbahaya, beracun dan tidak beracun, logam berat, dan sebagainya. Sebagai contoh, beberapa proses pada industri tekstil menghasilkan baik limbah organik atau limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dalam bentuk limbah cair. Limbah organik yang dihasilkan dari industri tekstil mampu merubah nilai pH, atau meningkatkan kadar BOD dan COD dalam badan air. Kebanyakan industri tekstil juga menghasilkan limbah logam berat yang termasuk dalam kategori berbahaya. Banyak macam elemen logam berat yang dihasilkan dari proses produksi tekstil, diantaranya Arsen, Cadmium, Krom, Timbal, Tembaga, dan seng. Proses-proses dalam industri tekstil yang menghasilkan limbah cair antara lain pengkajian dan penghilangan kanji, pengelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnan, pencetakan, dan proses penyempurnaan.
Berbeda dengan industri tekstil, industri pelapisan logam (elektroplating) menghasilkan limbah cair dengan karakteristik yang berbeda. Limbah elektroplating berasal dari campuran proses seperti proses pembersihan lemak, proses pengasaman dan/atau pembersihan dengan elektrik, dan proses pelapisan logam. Proses pembersihan lemak pada logam dilakukan menggunakan berbagai jenis pelarut, diantaranya pelarut benzene, trikloroetilin, metil klorida, toluene dan karbon tertraklorida, atau larutan alkali yang mengandung natrium karbonat, kostik, sianida, boraks, sabun, dan sebagainya. Limbah cair yang dihasilkan dari proses ini umumnya mengandung silene, tetrakloro-etilene, metilen klorida, aseton, dan keton. Proses lain yang menghasilkan limbah adalah proses pengasaman dan/atau pembersihan dengan elektrik. Adapun limbah yang dihasilkan dari proses pembersihan dengan elektrik diantaranya padatan tersuspensi, lemak, sabun, dan cairan dengan pH tinggi (larutan alkali). Sedangkan proses pengasaman menghasilkan limbah cair berupa cairan dengan pH rendah (larutan asam). Proses terakhir yang menghasilkan limbah adalah proses pelapisan, perendaman, dan pencelupan logam yang menghasilkan cairan limbah yang mengandung sianida dan logam yang dilapisi. Jenis logam yang umum digunakan sebagai pelapis diantaranya logam tembaga, krom, nikel, seng, cadmium, timbal, timah, emas, perak, dan platina yang merupakan jenis-jenis logam yang umum digunakan sebagai agen pelapis.
Berbagai regulasi telah dikeluarkan oleh Pemerintah, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Namun, pada praktiknya, tingkat kesadaran, partisipasi, dan ketaatan terhadap peraturan (regulasi) yang berlaku dari masyarakat dan pelaku industri masih sangat rendah. Sebuah survey menemukan bahwa hanya 47.2% (83 industri) dari 176 industri di Kabupaten Bandung yang telah mengelola limbah cairnya menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Sayangnya, dari jumlah tersebut hanya 39.5% (33 industri) yang buangan limbah dari IPAL-nya telah memenuhi baku mutu. sedangkan sebagian lainnya hanya memenuhi kadar, beban, atau tidak memenuhi keduanya (kadar dan beban) yang disyaratkan berdasarkan Keputusan Gubernur No. 6 Tahun 1999.



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Perkembangan industri pengolahan manufaktur yang semakin pesat memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Dampak sosial ekonomi terlihat dari kesempatan kerja setelah adanya industri. Kehadiran para pendatang yang ingin bekerja di perusahaan mempengaruhi kesempatan kerja bagi masyarakat lokal yang semakin berkurang tetapi dengan adanya pabrik industri tersebut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal tersebut akan berpengaruh juga pada tingkat pendapatan masyarakat. Pada aspek sosial ekologi atau lingkungan, kegiatan industri yang menghasilkan buangan atau limbah memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan hidup. Seperti kualitas air yang semakin menurun akibat pencemaran logam berat, kualitas udara akibat asap yang ditimbulkan oleh pabrik-pabrik industri yang mengandung gas karbon monoksida, senyawa organik, dan senyawa kimia yang merusak kualitas lingkungan udara. Hal ini harus segera diatasi agar tidak menimbulkan pencemaran yang lebih besar bagi lingkungan.




DAFTAR PUSTAKA
Annastasia, Utami. 2011. Dampak Sosio Ekonomis dan Sosio Ekologis Akibat Industri Manufaktur. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12345 6789/54352/I11rua.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses: 13 Mei 2017
Ashov, Ahmad dan Hilda Meutia. 2012. Bahan Beracun Lepas Kendali. http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/469211/Full%20report%20_Bahan%20Beracun%20Lepas%20Kendali.pdf. Diakses: 13 Mei 2017
Eka, David. 2015. Industri Manufaktur Bandel, Pengendalian Pencemaran Air Jadi Merosot. http://industri.bisnis.com/read/20151211/257/500855 /industri-manufaktur-bandel-pengendalian-pencemaran-air-jadi-merosot. Diakses: 13 Mei 2017
Khadia, Putri. 2015. Kebijaksanaan Bisnis yang Melanggar Etika Bisnis. http://putrikladiakhairun.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pelanggaran-etika-bisnis-pt-pln.html. Diakses: 15 Mei 2017
--------. 2013. Pencemaran Air dan udara oleh limbah industry. https:// horispradana .wordpress.com/makalah/78-2/. Diakses: 13 Mei 2017
--------. 2015. Penyebab Pencemaran Udara Karena Aktivitas Manusia. http:// www.ebiologi.com/2015/07/penyebab-pencemaran-udara-karena.html. Diakses: 13 Mei 2017
--------. 2016. Inilah Macam-Macam Industri Manufaktur di Indonesia. https:// muda.kompas.id/2016/09/06/inilah-macam-macam-industri-manufaktur-di-indonesia/. Diakses: 15 Mei 2017
http://www.bkpm.go.id/id/publikasi-investasi/detail/berita-investasi/unindo-indonesia-masuk-10-besar-negara-industri-manufaktur. Diakses: 15 Mei 2017