SEKTOR
USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN (MANUFAKTUR) DAN PELANGGARAN ETIKA DI INDONESIA
Disusun Oleh Kelompok 7 :
Arjun Rizky Mahendra - 11214660
Ergi Putra Motiva - 13214591
Maryafitrianigrum Cahya - 16214440
Mutiara Hartasya - 17214683
Kelas 3EA04
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Industri
Pengolahan
Industri
pengolahan adalah cabang manufaktur yang berhubungan dengan rumus dan
resep pembuatan dan dapat dibandingkan dengan manufaktur
diskrit, yang berkaitan dengan satuan diskrit, tagihan bahan dan
perakitan komponen. Industri pengolahan adalah hal umum di dalam industri
makanan, minuman, kimia, farmasi, barang konsumen kemasan, dan bioteknologi. Dalam industri pengolahan,
faktor-faktor yang utama adalah bahan-bahan, bukan bagian formula, bukan
tagihan bahan dan bahan massal daripada bahan individu. Meskipun selalu ada
silang antara dua cabang industri, isi utama dari produk jadi dan mayoritas
intensitas sumber daya dari proses produksi umumnya memungkinkan sistem
manufaktur harus diklasifikasikan sebagai satu atau yang lain. Misalnya,
sebotol jus adalah barang diskrit, tapi jus itu sendiri merupakan hasil dari
produksi pengolahan. Plastik yang digunakan dalam proses injeksi merupaka
bagian dari produksi pengolahan, namun komponen itu sendiri pada umumnya
dibentuk menjadi diskrit, dan merupakan target pada perakitan lanjutan.
Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan
yaitu : 1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih), 2. Industri
Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang), 3. Industri Kecil (banyaknya
tenaga kerja 5-19 orang), 4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4
orang). Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya
didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan
apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa
memperhatikan besarnya modal perusahaan itu.
1.2 Industri Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang
mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan
mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses
antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu
produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga
menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat
terkait dengan rekayasa atau teknik.
Menurut
Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti
membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu
barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan
bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula,
mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah
kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai
nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.Kegiatan manufaktur
dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer)
maupun oleh perusahaan (manufacturing
company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis
yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang
bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya:
1. Pakaian dan Tekstil
Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk
membuat kain, serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini
mencakup penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga
mencakup semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan
seprai. Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi,
bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.
2. Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak
mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi
pembuatan sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan
obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik.
Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat plastik
tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3. Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai
bidang yang berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan
semua menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan
mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan
audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta
api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan
logam atau manufaktur kimia.
4. Makanan
angan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana
dari semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur
menunjukkan bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih
meniru sebuah pabrik untuk produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad
yang lalu. Sektor ini mencakup semua bentuk produksi pangan, dari peternakan ke
meja makan, termasuk hal-hal seperti pengalengan dan memurnikan.
5. Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian
dari apa yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor
kadang-kadang disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.”
Logam mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan
penempaan, pelapisan ukiran, dan stamping.
6. Kayu, Kulit dan Kertas
produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami.
Kayu mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji
dan laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara
penciptaan pakaian kulit berada di bawah tekstil). Proses kertas dilambangkan
oleh pembersihan dari pulp kayu mentah menjadi produk kertas dari berbagai
jenis.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat
manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni 1)
Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau
continuous manufacturing), 2) Perusahaan dengan proses produksi yang
terputus-putus (intermitten process)
atau intermitten manufacturing).Strategi respons terhadap permintaan konsumen
mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan
tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi
respons terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order,
Assemble-to-Order, Make-to-Stock.
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia tidak
selalu meningkat. Bahkan seringkali mengalami nasib yang buruk atau penurunan
dibandingkan negara lainnya. Namun, industri manufaktur di
Indonesia diprediksikan akan membaik dan mengalami perkembangan yang
signifikan karena para investor masih mempercayakan potensi dan iklim investasi
di Indonesia. Itulah sebabnya negara Kita masih menjadi salah satu tujuan utama
bagi para investor asing dalam mengembangkan usahanya. Hal ini diharapkan dapat
membawa nilai positif terhadap perkembangan industri manufaktur yang terus
berkembang di Indonesia. Terlepas dari itu semua, berikut ini beberapa macam
industri manufaktur yang perlu Anda ketahui berdasarkan jumlah tenaga kerja,
jenis kegiatan produksi dan tingkat produksi yang ada di Indonesia, antara
lain:
1. Berdasarkan jumlah tenaga kerja.
Golongan industri
manufaktur berdasarkan jumlah tenaga kerja dibedakan menjadi 3 kategori, antara
lain:
- Industri kecil atau industri rumah tangga
dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang atau maksimal 10 orang.
- Industri menengah dalam bentuk CV atau PT
yang jumlah tenaga kerjanya sekitar 10 hingga 50 orang.
- Industri besar yang umumnya bekerja dalam
skala besar dengan lebih dari 100 orang pekerja. Modal dan output industri
ini tentu besar pula.
2. Berdasarkan jenis kegiatannya.
Industri
manufaktur yang ada di Indonesia dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan
kegiatannya, antara lain:
- Aneka industri, yaitu jenis kegiatan
produksi yang dilakukan untuk menghasilkan berbagai macam barang yang
dibutuhkan masyarakat.
- Industri logam dasar, yaitu jenis kegiatan
industri pengolahan bahan baku logam menjadi barang lainnya.
- Industri kimia dasar, yaitu jenis kegiatan
industri yang mengolah bahan kimia mentah menjadi bahan baku.
- Industri kecil, yaitu jenis kegiatan
industri dengan teknologi sederhana yang hasil produksinya terbatas.
3. Berdasarkan tingkat produksinya.
Macam-macam
industri manufaktur yang dibedakan berdasarkan tingkat produksinya terdiri dari
4 bagian, yaitu:
- Industri berat, merupakan aktivitas industri
menggunakan alat berat untuk memproduksi barang jadi.
- Industri ringan, merupakan aktivitas
industri menggunakan mesin ringan untuk memproduksi barang.
- Industri dasar, merupakan aktivitas industri
dengan mesin produksi bahan baku atau bahan pendukung lainnya.
- Industri rumah tangga, merupakan aktivitas
industri yang menghasilkan kerajinan rumah tangga.
Agar semua golongan industri
manufaktur selalu berkembang, Indonesia bukan hanya memerlukan modal dari
investor asing saja. Namun Badan Koordinasi Penanaman Modal juga selalu
berupaya untuk meningkatkan daya tarik terhadap investor dalam negeri agar ikut
berpartisipasi untuk mengembangkan sektor industri manufaktur di
Indonesia. Hal ini bertujuan agar kondisi perekonomian di tanah air
semakin membaik untuk menuju kehidupan yang sejahtera guna memperbaiki
kesenjangan sosial. Upaya promosi dan penciptaan iklim investasi yang kondusif
oleh BKPM juga ditujukan untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di
Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pelanggaran Etika di Indonesia
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika
dan tanggung jawab sosial yang baik Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos
yang mengandung arti yang cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali,
kebiasaan, adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata
“moralitas” dari kata lain “moralis” dan merupakan kata abstrak dari “moral”
yang menunjuk kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. Sedangkan definisi dari
etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis.
Etika bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam
ekonomi atau bisnis dan semua pihak yang terkait untuk menghindari
penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan mencapai tujuan atau mendapatkan
laba, sehingga kita harus menguasai sudut pandang ekonomi, hukum dan etika
maupun moral agar bisa mencapai target yang diinginkan. Moralitas selalu
berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek baik atau buruk yang
dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang masih belom pernah etika
bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti sekarang.
Perilaku tidak etis atau pelanggaran etika dalam
kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam
penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan yang
melanggar etika bisnis.
Pelanggaran etika bukan hanya mengenai transaksi dalam
berbisnis saja tetapi juga menyangkut etika perusahaan dalam tanggungjawabnya
terhadap lingkungan. Bagaimana suatu perusahaan diharuskan mengolah hasil
limbahnya agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Di Indonesia masih banyak
perusahaan-perusahaan yang melanggar etika tersebut. Salah satunya ialah
Industri pengolahan atau manufaktur yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah
yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
2.1 Pencemaran Lingkungan Akibat Industri
Pengolahan / Manufaktur
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki
peran penting dalam memberikan dampak positif terhadap perekonomian seperti
memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, meningkatkan devisa negara dari
ekspor, dan sebagai penyumbang yang cukup besar terhadap pendapatan nasional.
Di sisi lain pertumbuhan sektor industri juga membawa efek negatif
terhadap lingkungan yaitu semakin meningkatnya jumlah limbah industri yang
berpotensi menimbulkan pencemaran sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan.
Kegiatan sektor industri bisa dipastikan menimbulkan
dampak eksternalitas. Eksternalitas yaitu keterkaitan suatu kegiatan dengan
kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar (Mangkoesoebroto, 1993).
Eksternalitas dapat bersifat positif maupun negatif. Eksternalitas positif dari
sektor industri adalah pemanfaatan kembali sisa buangan atau limbah oleh pihak
lain misal limbah padat yang dihasilkan oleh industri tekstil berupa lumpur
(sludge) dapat dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik, bahan campuran
pembuatan conblok, dan batako. Contoh yang termasuk eksternalitas negatif
adalah limbah industri yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Industri
menghasilkan beragam limbah, seperti: limbah cair, padat, gas, dan lain-lain.
Limbah-limbah ini biasanya langsung dibuang ke lingkungan, tanpa melalui proses
pengolahan dan penanganan. Salah satu pencemaran lingkungan yang belakangan ini
mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan yaitu:
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia
atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran
udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung
dalam kurun waktu lama.
Di daerah industri dan pabrikasi, pasti akan banyak
melihat cerobong asap yang didirikan menjulang tinggi ke arah ke langit.
Cerobong-cerobong tersebut mengeluarkan banyak kepulan asap. Asap yang keluar
ini merupakan salah satu penyebab pencemaran udara. Asap ini merupakan kumpulan
banyak gas karbon monoksida, senyawa organik, dan senyawa kimia yang merusak
kualitas lingkungan udara baik di sekitar tempat itu, maupun di kawasan global.
2. Pencemaran Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Ada beberapa penyebab dari pencemaran
air diantaranya:
- Sampah
organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen
yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke
dalam air limbahnya seperti logam berat, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
olehpembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Seperti
limbah pabrik yg mengalir ke sungai
Industri umumnya langsung membuang limbah cair ke badan
air, seperti: laut, sungai, atau danau. Limbah cair industri merupakan penyebab
utama terjadinya pencemaran air. Setiap industri yang menghasilkan limbah cair
wajib melakukan pengolahan air limbah agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan
pemerintah sehingga dapat langsung dibuang tanpa mencemari lingkungan. Limbah
yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan menghasilkan limbah yang
berbahaya bagi lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan
penurunan ketaatan sektor manufaktur dalam pengelolaan lingkungan dalam
aktivitas industrinya dipengaruhi oleh aspek terkait pengendalian pencemaran
air. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan M.R. Karliansyah mengatakan penyebab dominan
ketidaktaatan industri manufaktur berkaitan aspek mencemaran air atau sebesar
34%, diikuti oleh aspek pengelolaan limbah (30%), dan aspek pengendalian
pencemaran udara (18%).
Indonesia memiliki sumber air sebanyak hampir 6% sumber
air dunia, atau sekitar 21% sumber air di wilayah Asia Pasifik. Namun,
ketersediaan air bersih justru semakin berkurang karena degradasi lingkungan
dan pencemaran. Laju degradasi sumber-sumber air diperkirakan mencapai 15-35%
per tahunnya.
Sungai Citarum di Jawa Barat, Indonesia adalah salah
satu dari sungai yang paling tercemar di negara ini. Sungai Citarum memiliki
peran penting dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat yang
tinggal di sekitarnya tetapi juga bagi mereka yang tinggal ribuan km jauhnya
disana. Citarum merupakan sumber pasokan air minum bagi Provinsi padat penduduk
Jawa Barat dan Ibukota Jakarta. Daerah aliran sungai Citarum didominasi oleh
sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit,
logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya.
Hampir 65% industri manufaktur Indonesia terkonsentrasi
di Jawa Barat, provinsi dimana Sungai Citarum terbentang. Faktor-faktor yang
menjadi pendukung hal tersebut diantaranya adalah ketersediaan infrastruktur,
tanah, sumber daya air dan juga lokasinya yang dekat dengan Ibukota Jakarta.
Beragam industri hadir disana, diantaranya elektronik, farmasi, kulit,
pengolahan makanan, dan terutama tekstil dimana Jawa Barat juga menjadi pusat
industri manufaktur tekstil modern dan industri garmen. Daerah aliran sungai
Citarum, yang mendukung terciptanya 20% total produksi industri Indonesia,
merupakan sumber dari 60% produksi tekstil nasional.
Status kualitas Sungai Citarum saat ini berada pada
tingkat yang mengkhawatirkan, karena badan air sungai kini mengandung berbagai
jenis kontaminan yang berasal dari berbagai sumber. Kebanyakan sektor industri,
pemukiman, dan daerah komersial yang ada di daerah aliran sungai Citarum
membuang limbahnya ke sungai tanpa melakukan pengolahan yang memadai. Limbah
cair industri memberikan kontribusi yang besar terhadap kondisi Sungai Citarum.
Beragam industri dengan jumlah yang banyak beroperasi di sepanjang aliran
sungai Citarum. Tahun 2007, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh BPLHD
Provinsi Jawa Barat, terdapat 359 perusahaan yang terbagi kedalam 11 sektor
industri yang berbeda berlokasi di empat wilayah administrasi sepanjang aliran
Sungai Citarum hulu. Diantara sektorsektor industri tersebut, industri tekstil
adalah salah satu sektor yang perlu diperhatikan karena jumlahnya yang paling
dominan. Sektor industri lainnya seperti elektroplating, farmasi, logam,
makanan/minuman juga perlu diperhatikan.
Setiap sektor industri berkontribusi pada jenis limbah
yang berbeda bergantung pada proses produksi yang diadopsi oleh industri
tersebut. Limbah padat dan/atau cair bisa dihasilkan. Secara umum limbah yang
dihasilkan dapat berupa limbah organik atau anorganik, berbahaya atau tidak berbahaya,
beracun dan tidak beracun, logam berat, dan sebagainya. Sebagai contoh,
beberapa proses pada industri tekstil menghasilkan baik limbah organik atau
limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dalam bentuk limbah cair. Limbah
organik yang dihasilkan dari industri tekstil mampu merubah nilai pH, atau
meningkatkan kadar BOD dan COD dalam badan air. Kebanyakan industri tekstil
juga menghasilkan limbah logam berat yang termasuk dalam kategori berbahaya.
Banyak macam elemen logam berat yang dihasilkan dari proses produksi tekstil,
diantaranya Arsen, Cadmium, Krom, Timbal, Tembaga, dan seng. Proses-proses
dalam industri tekstil yang menghasilkan limbah cair antara lain pengkajian dan
penghilangan kanji, pengelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnan, pencetakan,
dan proses penyempurnaan.
Berbeda dengan industri tekstil, industri pelapisan
logam (elektroplating) menghasilkan limbah cair dengan karakteristik yang
berbeda. Limbah elektroplating berasal dari campuran proses seperti proses
pembersihan lemak, proses pengasaman dan/atau pembersihan dengan elektrik, dan
proses pelapisan logam. Proses pembersihan lemak pada logam dilakukan
menggunakan berbagai jenis pelarut, diantaranya pelarut benzene,
trikloroetilin, metil klorida, toluene dan karbon tertraklorida, atau larutan
alkali yang mengandung natrium karbonat, kostik, sianida, boraks, sabun, dan
sebagainya. Limbah cair yang dihasilkan dari proses ini umumnya mengandung
silene, tetrakloro-etilene, metilen klorida, aseton, dan keton. Proses lain
yang menghasilkan limbah adalah proses pengasaman dan/atau pembersihan dengan
elektrik. Adapun limbah yang dihasilkan dari proses pembersihan dengan elektrik
diantaranya padatan tersuspensi, lemak, sabun, dan cairan dengan pH tinggi
(larutan alkali). Sedangkan proses pengasaman menghasilkan limbah cair berupa
cairan dengan pH rendah (larutan asam). Proses terakhir yang menghasilkan
limbah adalah proses pelapisan, perendaman, dan pencelupan logam yang
menghasilkan cairan limbah yang mengandung sianida dan logam yang dilapisi. Jenis
logam yang umum digunakan sebagai pelapis diantaranya logam tembaga, krom,
nikel, seng, cadmium, timbal, timah, emas, perak, dan platina yang merupakan
jenis-jenis logam yang umum digunakan sebagai agen pelapis.
Berbagai regulasi telah dikeluarkan oleh Pemerintah,
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Namun, pada praktiknya, tingkat kesadaran,
partisipasi, dan ketaatan terhadap peraturan (regulasi) yang berlaku dari
masyarakat dan pelaku industri masih sangat rendah. Sebuah survey menemukan
bahwa hanya 47.2% (83 industri) dari 176 industri di Kabupaten Bandung yang
telah mengelola limbah cairnya menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah). Sayangnya, dari jumlah tersebut hanya 39.5% (33 industri) yang buangan
limbah dari IPAL-nya telah memenuhi baku mutu. sedangkan sebagian lainnya hanya
memenuhi kadar, beban, atau tidak memenuhi keduanya (kadar dan beban) yang
disyaratkan berdasarkan Keputusan Gubernur No. 6 Tahun 1999.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan industri pengolahan manufaktur yang semakin
pesat memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Dampak sosial ekonomi terlihat
dari kesempatan kerja setelah adanya industri. Kehadiran para pendatang yang
ingin bekerja di perusahaan mempengaruhi kesempatan kerja bagi masyarakat lokal
yang semakin berkurang tetapi dengan adanya pabrik industri tersebut membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal tersebut akan berpengaruh juga pada
tingkat pendapatan masyarakat. Pada aspek sosial ekologi atau lingkungan,
kegiatan industri yang menghasilkan buangan atau limbah memberikan pengaruh
buruk bagi lingkungan hidup. Seperti kualitas air yang semakin menurun akibat
pencemaran logam berat, kualitas udara akibat asap yang ditimbulkan oleh pabrik-pabrik
industri yang mengandung gas karbon monoksida, senyawa organik, dan senyawa
kimia yang merusak kualitas lingkungan udara. Hal ini harus segera diatasi agar
tidak menimbulkan pencemaran yang lebih besar bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Annastasia, Utami. 2011.
Dampak Sosio Ekonomis dan Sosio Ekologis Akibat Industri Manufaktur. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12345 6789/54352/I11rua.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Diakses: 13 Mei 2017
Ashov, Ahmad dan
Hilda Meutia. 2012. Bahan Beracun Lepas Kendali. http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/469211/Full%20report%20_Bahan%20Beracun%20Lepas%20Kendali.pdf.
Diakses: 13 Mei 2017
Eka, David. 2015. Industri
Manufaktur Bandel, Pengendalian Pencemaran Air Jadi Merosot. http://industri.bisnis.com/read/20151211/257/500855
/industri-manufaktur-bandel-pengendalian-pencemaran-air-jadi-merosot.
Diakses: 13 Mei 2017
Khadia, Putri. 2015.
Kebijaksanaan Bisnis yang Melanggar Etika Bisnis. http://putrikladiakhairun.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pelanggaran-etika-bisnis-pt-pln.html.
Diakses: 15 Mei 2017
--------. 2013. Pencemaran Air
dan udara oleh limbah industry. https:// horispradana .wordpress.com/makalah/78-2/.
Diakses: 13 Mei 2017
--------. 2015.
Penyebab Pencemaran Udara Karena Aktivitas Manusia. http:// www.ebiologi.com/2015/07/penyebab-pencemaran-udara-karena.html.
Diakses: 13 Mei 2017
--------. 2016. Inilah Macam-Macam Industri Manufaktur di
Indonesia. https:// muda.kompas.id/2016/09/06/inilah-macam-macam-industri-manufaktur-di-indonesia/.
Diakses: 15 Mei 2017
http://xerma.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-industri-manufaktur.html.
Diakses : 13 Mei 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_pengolahan.
Diakses: 13 Mei 2017
https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/9#subjekViewTab1.
Diakses: 15 Mei 2017
http://www.bkpm.go.id/id/publikasi-investasi/detail/berita-investasi/unindo-indonesia-masuk-10-besar-negara-industri-manufaktur. Diakses: 15 Mei 2017
